Nebulizer PPOK

Liburan_Kanya Putri Ayudia_Nebulizer, Pembuat Kabut Pelepas Sesak

Pemanfaatan sistem aerosol dalam pengobatan

Image by Freepik
Halimun dari nebulizer

Nebulizer, terapi utama PPOK

Nebulizer berasal dari kata “nebula” atau dalam bahasa Indonesia “halimun” yang berarti kabut. Seperti namanya, nebulizer yang dapat mengubah obat dalam bentuk cair menjadi aerosol layaknya kabut. Nebulizer tersusun atas beberapa komponen, meliputi masker nebulizer, medicine cup, mouthpiece, selang, dan kompresor. Umumnya, nebulizer digunakan oleh pasien gangguan pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkopneumonia, hingga sistik fibrosis, terutama pada bayi hingga anak-anak. Bahkan Talwar, et al pada Jurnal Lung India 2021 menyebutkan bahwa terapi inhalasi seperti nebulisasi ini merupakan landasan terapi untuk pasien PPOK.

 

Alat kesehatan ini bekerja dengan mendispersi zat cair (obat) ke dalam udara sehingga terbentuk aerosol yang dapat dihirup oleh pasien melalui inhalasi. Proses pembentukan aerosol pada nebulizer bergantung pada jenis nebulizer yang digunakan. Pertama, nebulizer yang paling umum digunakan adalah jet nebulizer. Alat ini akan mengubah obat dalam fase cair menjadi aerosol dengan menggunakan bantuan kompresor. Jenis nebulizer yang kedua adalah ultrasound nebulizer yang mengandalkan getaran suara berfrekuensi tinggi untuk mengubah obat cair menjadi uap. Terakhir, jenis nebulizer yang paling efisien digunakan adalah mesh nebulizer yang terfasilitasi pompa mikro untuk membentuk aerosol.

Aksesibilitas nebulizer sangatlah mudah karena pasien dapat menggunakan alat ini secara mandiri di rumah dan cara penggunaannya cukup mudah. Akan tetapi, penting untuk diingat, konsultasikan perawatan nebulisasi ini dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukannya di rumah. Pertama, pastikan tangan sudah dalam kondisi bersih, kemudian sambungkan selang dengan kompresor. Berikutnya, isi wadah obat dengan obat hirup dan tutup rapat wadah obat. Sambungkan selang pada ujung mouthpiece dan wadah obat kemudian nyalakan mesin. Letakkan mouthpiece di mulut, biasanya anak-anak akan membutuhkan bantuan masker nebulizer untuk mengoptimalkan penghirupan. Hirup aerosol sampai obat habis, umumnya akan memakan waktu lima hingga dua puluh menit, tergantung jenis nebulizer dan dosis obat yang dipakai. Setelah obat habis, matikan mesin kemudian bersihkan selang, mouthpiece, serta wadah obat dengan air. Terakhir, keringkan seluruh komponen nebulizer dengan diangin-anginkan. 

 

Aerosol atau Bubuk?

Inhaler merupakan pilihan lain yang lebih praktis untuk dibawa bepergian dibanding nebulizer bagi para penderita penyakit pernapasan. Pada dasarnya, prinsip penggunaan inhaler dan nebulizer sama, yaitu melalui proses inhalasi. Akan tetapi, proses nebulisasi menggunakan obat cair yang terdispersi menjadi aerosol untuk dihirup sementara sediaan obat pada inhaler berbentuk bubuk.

 

Umumnya, terdapat dua golongan obat yang digunakan pada nebulizer dan inhaler. Pertama adalah golongan obat bronkodilator, seperti albuterol, formoterol, salbutamol, levalbuterol, dan salmeterol. Obat golongan ini berfungsi untuk membuka jalur pernapasan. Obat kedua adalah kortikosteroid yang berperan dalam menangani inflamasi. Selain kedua golongan obat di atas, larutan garam fisiologis 0,9% terkadang dipakai sebagai substansi yang digunakan pada proses nebulisasi. Oleh karena itu, pasien perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan nebulisasi atau menggunakan inhaler

 

Lantas manakah yang paling cocok untuk digunakan, inhaler atau nebulizer? Beberapa kelompok pasien, seperti bayi, anak-anak, hingga lansia, mungkin mengalami kesulitan dalam penggunaan inhaler sehingga lebih disarankan untuk menggunakan nebulizer. Partikel zat cair yang terdispersi di udara umumnya lebih mudah diinhalasi daripada bubuk obat. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah kepraktisan kedua alat tersebut, apabila anda melakukan banyak perjalanan sehari-hari dengan penyakit rentan kambuh, seperti asma, maka penggunaan inhaler dapat dipertimbangkan.

 

Referensi:

  1. Talwar D, Ramanathan R, Lopez M, Hegde R, Gogtay J, Goregaonkar G. The emerging role of nebulization for maintenance treatment of chronic obstructive pulmonary disease at home. Lung India. 2021 Mar-Apr;38(2):168-173.
  2. National Library of Medicine. How to use a nebulizer [Internet]. USA: MedlineGov National Library of Medicine; 2022 Dec 9 [cited 2023 Aug 15]. Available from: https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000006.htm
  3. DiGiacinto J, Biggers A. Using a nebulizer [Internet]. USA: Healthline; [updated 2021 Nov 15; cited 2023 Aug 18]. Available from: https://www.healthline.com/health/asthma-nebulizer-machine
  4. Roncada C, Andrade J, Bischoff LC, Pitrez PM. Comparison of two inhalational techniques for bronchodilator administration in children and adolescents with acute asthma crisis: A meta-analysis. Rev Paul Pediatr. 2018 Jul-Sep;36(3):364-371.

Share your thoughts