Liburan_Calista Maria Emelia Lumbantoruan_Puluhan Tahun Ditangani, Indonesia Masih Darurat TBC

Berbagai usaha belum membuahkan hasil, akankah kini pemerintah berhasil memberantas TBC?

Tuberkulosis atau TBC merupakan suatu penyakit infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang umumnya menyerang organ paru. Penyakit ini dapat menyebar antar individu melalui droplet yang dikeluarkan penderita TB aktif saat batuk atau bersin. Orang yang turut menghirup droplet yang mengandung bakteri tersebut dapat tertular penyakit TBC.

Prevalensi TBC

Berdasarkan pada Global TB Report 2021 yang diterbitkan oleh World Health Organisation (WHO), diperkirakan bahwa terdapat 824.000 kasus TBC di Indonesia. Statistik tersebut menempatkan Indonesia pada posisi ketiga dalam jajaran negara penanggung beban TBC tertinggi di dunia. Data yang tersaji mengindikasikan bahwa meskipun penangan TBC telah menjadi perhatian besar pemerintah dalam puluhan tahun terakhir, penanganan lebih lanjut masih diperlukan untuk menuntaskan masalah kesehatan ini.

Bahaya TBC

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Maxi Rein menyatakan bahwa TBC masih menjadi salah satu gangguan kesehatan utama di tingkat global dan nasional. Dampak buruk yang besar dari tuberkulosis di Indonesia terlihat dari adanya 93.000 nyawa yang melayang akibat tuberkulosis setiap tahunnya. Tragedi tuberkulosis yang berujung letal dilatar belakangi oleh kemampuan Mycobacterium tuberculosis untuk tidak hanya menginfeksi paru, tetapi juga menginfeksi organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan suatu kondisi medis yang disebut TB ekstra paru.

Komitmen Pemerintah

Pertemuan INA-TIME Terkait TBC di Indonesia 2022
Indonesia Tuberculosis International Meeting 2022

Di Indonesia, masih terdapat kesenjangan besar antara data tuberkulosis yang terdeteksi secara nasional dengan perkiraan jumlah kasus tuberkulosis sesungguhnya. Berdasarkan laporan kesehatan nasional, baru terdapat 393.323 kasus tuberkulosis yang telah tercatat, kurang dari 50 persen dari angka perkiraan total kasus sesungguhnya. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunandi Sadikun memandang bahwa kurangnya screening TBC di Indonesia menjadi suatu masalah yang mayor mengingat penyakit ini adalah suatu penyakit menular. Pada pernyataannya di tahun 2022 silam, Budi mengemukakan komitmen pemerintah untuk menelusuri lebih dalam lagi mengenai kasus-kasus tuberkulosis dan melakukan pendataan lengkap mengenai nama serta alamat domisili dari para penderita. Budi berharap bahwa pada 2024 mendatang, setidaknya 90 persen dari seluruh kasus tuberkulosis yang ada di Indonesia dapat terdeteksi, sehingga penyebaran dan perkembangan dari TBC di Indonesia bisa lebih terkendali.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia  juga masih terus memperjuangkan tingkat efektifitas pengobatan yang diberikan pada penderita tuberkulosis. Ditargetkan bahwa pada satu tahun kedepan keberhasilan pengobatan tuberkulosis bisa meningkat dari angka 74 persen menjadi 90 persen. Peningkatan efektifitas tersebut dapat dicapai salah satunya dengan memperbanyak pelaksanaan pemeriksaan varian bakteri tuberkulosis yang menginfeksi masing-masing penderita tuberkulosis melalui pemeriksaan genome sequencing. Dengan demikian, prosedur pengobatan klinis yang diberikan dapat disesuaikan untuk mencapai tingkat efektifitas yang maksimal. Di samping itu, pemaksimalan efektifitas pengobatan tuberkulosis, menurut Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), dapat ditingkatkan lebih jauh lagi dengan penemuan inovasi-inovasi pengobatan alternatif tuberkulosis. Penelitian berkelanjutan dibutuhkan sebagai solusi dari tingginya resistensi obat pada kasus-kasus tuberkulosis.

Seluruh program pemerintah, jika dapat dieksekusi dengan baik, akan mampu memberikan dampak yang signifikan dalam penyelesaian masalah ini. Sikap masyarakat yang kooperatif dalam menjalani pemeriksaan dan pengobatan tuberkulosis juga dapat menjadi faktor pendukung bagi intervensi ini. Secara keseluruhan, diperlukan kolaborasi baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, serta masyarakat umum untuk mewujudkan Indonesia yang bebas TBC.calista

 

Referensi:

  1. Tim Promkes RSST – RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. TBC [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan; 2022 Aug 24 [cited 2023 Aug 18]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1375/tbc#:~:text=Jika%20tidak%20ditangani%20dengan%20segera,dinamakan%20dengan%20TB%20ekstra%20paru.
  2. Melalui Kegiatan INA – TIME 2022 Ke-4, Menkes Budi Minta 90% Penderita TBC Dapat Terdeteksi di Tahun 2024 [Internet]. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI; 2022 Sept 9 [cited 2023 Aug 18]. Available from: http://p2p.kemkes.go.id/melalui-ina-time-2022-ke-4-menkes-budi-minta-90-penderita-tbc-dapat-terdeteksi-di-tahun-2024/
  3. Rokom. Tahun ini, Kemenkes Rencanakan Skrining TBC Besar-besaran [Internet]. Jakarta: Redaksi Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI; 2022 Mar 22 [cited 2023 Aug 18]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220322/4239560/tahun-ini-kemenkes-rencanakan-skrining-tbc-besar-besaran/
  4. InfoSehat FKUI. Dokter Erlina Burhan Kaji Revolusi Pengobatan Tuberkulosis Jangka Pendek [Internet]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2023 Aug 11 [cited 2023 Aug 18]. Available from: https://fk.ui.ac.id/infosehat/dokter-erlina-burhan-kaji-revolusi-pengobatan-tuberkulosis-jangka-pendek/

Share your thoughts